PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI KLINIK MEDIKA HERBA KABUPATEN JOMBANG
Dublin Core
Title
Subject
Description
ABSTRAK
PENDAHULUAN Kondisi alam, ekonomi dan masyarakat di dunia pada saat ini sangatlah kompleks sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan, dan salah satu masalah yang paling dominan terjadi di negara maju maupun berkembang seperti di Indonesia saat ini yaitu hipertensi (Kusyati, 2014). Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh (RISKESDAS, 2013). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan menggunakan pengobatan komplementer yakni terapi bekam (Umar, 2012). Bekam sendiri merupakan salah satu pengobatan paling penting yang dikenal dan dipraktikkan manusia, sejak zaman dahulu hingga sekarang, dan seiring perubahan perilaku masyarakat di bidang pengobatan, kini terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa bekam akan kembali berperan penting di bidang pengobatan (Sharaf, 2015). Menurut Yasin (2014) bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan penyayatan yang kemudian ditampung didalam gelas.
Hingga 1 milliar orang di dunia mengalami hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan rendah sedang dan prevalensi hipertensi diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia (WHO ,2011). Tingkat kejadian hipertensi di Indonesia adalah sebesar 25,8% dimana untuk prevalensi di provinsi Jawa Timur adalah sebesar 26,2 % (RISKESDAS, 2013). Dalam buku Profil Kesehatan Kabupaten Jombang (2014) menyatakan bahwa tingkat prevalensi hipertensi pada penduduk usia >15 tahun di Kabupaten Jombang adalah sebesar 16,11%. Bekam termasuk kedalam pengobatan komplementer dimana World Health Organization (WHO) telah mencatat bahwa hampir 70% penduduk dunia menggunakan terapi komplementer (Soenanto, 2009). Jansen (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “Efektifitas terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi primer”, yang dilakukan terhadap 15 responden diperoleh nilai rata-rata tekanan darah sebelum dibekam sebesar 166/96 mmhg. Setelah diberikan terapi bekam dalam satu waktu terjadi penurunan rata-rata tekanan darah yang signifikan yaitu dengan mean sebesar 152/92 mmhg.
Studi pendahuluan pada tanggal 1 Desember 2015 yang dilakukan peneliti kepada 2 dari 4 pasien yang telah dibekam pada hari itu di Klinik Medika Herba Jombang, mereka merasakan efek langsung sesaat setelah dilakukan pembekaman. Seorang pasien yang mengeluhkan sakit kepala dan merasa berat di pundak didapatkan nilai tekanan darahnya adalah 160/100 mmhg, setelah dilakukan tindakan terapi bekam selama kurang lebih 30 menit tekanan darahnya kembali diukur dan didapatkan hasil tekanan darahnya menjadi 150/90 mmhg, sementara satu orang pasien lainnya memiliki tekanan darah 160/90 mmhg sebelum dilakukan terapi bekam, kemudian berubah menjadi 155/85 mmhg setelah dilakukan tindakan bekam.
Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Komplikasi hipertensi diantaranya adalah penyakit jantung koroner (PJK), infark miokard, stroke, dan gagal ginjal, aneurisma dan retinopati hipertensi. Hipertensi juga merupakan resiko utama terjadinya perdarahan otak, yang merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia, oleh karena itu penyakit tekanan darah tinggi harus segera ditanggulangi (Mustika, 2012).
Dalam pencegahan komplikasi hipertensi, maka penanganan dapat dilakukan secara pengobatan farmakologis, pengobatan non farmakologis, maupun pengobatan komplementer. Akhir-akhir ini semakin banyak orang menyukai pengobatan komplementer, beberapa alasan diantaranya adalah karena biayanya yang terjangkau, tidak menggunakan bahan-bahan kimia dan efek penyembuhannya yang cukup signifikan (Umar, 2012).
Apabila ditinjau secara ilmiah, mekanisme penyembuhan hipertensi dengan menggunakan terapi bekam didasarkan atas teori aktivasi organ, dimana bekam akan mengaktivasi organ yang mengatur aliran darah seperti hati, ginjal dan jantung, agar organ-organ ini tetap aktif dalam mengatur peredaran darah dan sehingga tekanan darah tetap terjaga. Selain itu, bekam juga menyeimbangkan secara alamiah bila ada tekanan darah yang meningkat dan umumnya tubuh mampu menurunkan tekanan darah dengan cara alami. Bila tekanan darah sangat tinggi, mekanisme alami proses penurunan darah tidak mampu dilakukan secara alami, sehingga perlu dibantu dengan bekam dan dengan memilih titik yang tepat agar dapat membantu penanganan hipertensi (Umar, 2012).
Penelitian dari Hasan dkk. (2014) dalam jurnal internasionalnya yang berjudul “Management of Hypertension By Wet Cupping Therapy (Al-Hijamah): A Case Study” menyimpulkan bahwa terapi bekam tidak hanya dapat menurunkan tekanan darah, mengontrolnya agar tetap dalam batas normal, mencegah dan menangani komplikasi yang bermacam-macam dari hipertensi, namun juga dapat membuat bermacam-macam ketidakseimbangan dalam tubuh menjadi kembali normal.
Terapi bekam telah menjadi tren pengobatan yang kini mulai banyak dipilih oleh masyarakat khususnya di kabupaten Jombang dan sekitarnya, hanya saja penerapannya masih terbatas pada taraf keyakinan dan belum didukung oleh banyak bukti ilmiah, sehingga penerapannya masih diragukan oleh sejumlah orang. Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti memutuskan untuk meneliti dan membuktikan secara langsung tentang Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Klinik Medika Herba Jombang Tahun 2016.
ABSTRACT
Hypertension is one of the most dominant problem in Indonesia at this time, this situation is proved by an improvement of hypertension case every year, in Indonesia there are 25,8% citizens live with hypertension, in the East of Java Province 26,2%, and 16,11% in Jombang District. Cupping is a complementary therapy which recently began chosen by the community and has a lot of researchers are getting interested to conduct a study on cupping therapy. The purpose of this research is for kwowing the effect of cupping therapy againts the change of blood pressure on hypertension patient at Medika Herba Clinic in Jombang District
The design of research which was used in the research was the research of pre-experiment with the kind of one group pre-post test design. The population of research was on average of all patient who have an age 18-60 years old and take a cupping therapy in Klinik Medika Herba Jombang District as many as 27 people. The total of samples that was used as many as 25 respondents. The technique of sampling that was used was purposive sampling, Furthermore they were tested by analysis with using the statistic test of paired t-test with α 0,05 using SPSS aplication.
The result of research is showed that before cupping therapy, all of respondents indicate high sistolic and diastolic value (≥140/90), and after giving one time of cupping therapy, 21 respondents (84%) sistolic and diastolic blood pressure are decreased change. The Result of paired t-test statistic test was obtained that ρ value 0,000 for sistolic blood pressure and 0,000 for diastolic blood pressure, from significant standard value 0,05 or (ρ<α).
This is prove that there was the effect of cupping therapy againts the change of blood pressure on hypertension patient at Medika Herba Clinic in Jombang District. The researcher hoped that from the result of this research, people and nursing sector can use this method as a complementer therapy which efective to take care high blood pressure or hypertension.
Creator
120701086
S-1 Keperawatan
Publisher
Date
Relation
- Arikunto S. 2006. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
- Akbar N. 2013. Pengaruh bekam basah terhadap kolesterol dan tekanan darah pada pasien hipertensi di semarang. Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro.
- Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. go.id. Diakses pada tanggal 24 November 2015.
- Dharma K. 2011. Metodologi penelitian keperawatan: Panduan melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: Trans InfoMedia
- DINKES Kabupaten Jombang. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2014. Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.
- Hananta IP. 2011. Deteksi dini dan pencegahan 7 penyakit penyebab mati muda. Jakarta: MedPress.
- 2013. Menakhlukan hipertensi dan diabetes. Jakarta: Tugu Publisher.
- Hidayat A. 2009. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika.
- Hasan I. 2014. Management Of Hypertension By Wet Cupping Therapy (Al-Hijamah): A Case Study. ijpt.org. Diakses pada tanggal 1 September 2015.
- Kusyati E. 2014. pengaruh arah putaran jarum bekam basah terhadap tekanan darah penderita Hipertensi. STIKES Karya Husada Semarang.
- Nazir. Ph.D. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
- (2010). Hidup Bersama Hipertensi Seringai Darah Tinggi Sang Pembunuh Sejati. Jogjakarta: In-Books.
- Mustika F. 2012. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Klinik De Besh Centre Arrahmah Dan Rumah Sehat Sabbihisma Kota Padang. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
- Nurarif & Kusuma. 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA. Jogjakarta: Mediaction.
- 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
- Notoatmodjo S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Renika Cipta.
- Purwanto B. 2013. Herbal dan keperawatan komplementer. Yogyakarta: Nuha Medika.
- Sharaf AR. 2015. Penyakit dan Terapi Bekamnya : Dasar-dasar Ilmiah Terapi Bekam. Surakarta: Thibbia.
- Suiraoka IP. 2012. Penyakit degeneratif menegenal, mencegah, dan mengurangi faktor resiko 9 penyakit degeneratif. Yogyakarta: Nuha medika.
- Tomey & Alligood. 2010. Nursing Theorist and Their Work. Missouri: Mosby Elsevier.
- Udjianti W. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
- Umar AW. 2012. Bekam untuk 7 penyakit kronis. Solo : Thibbia.
- Umar AW. 2015. Sembuh dengan satu titik. Solo: Al Qowam.
- 2011. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta: Multipress.
- 2014. Bekam, sunnah Nabi dan mukjizat medis. Solo: Al-Qowam.