HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN POST POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN DI PUSKESMAS JELAKOMBO KECAMATAN JOMBANG

ABSTRAK

Pendahuluan:Pensiun merupakan tahapan akhir perkembangan yang akan dialami oleh setiap orang yang bekerja dimana pada masa tersebut seseorang akan mengalami perubahaan kondisi bekerja menjadi kondisi tidak bekerja. Permasalahan yang muncul pada orang dengan pensiunan yaitu berkurangnya peran, kedudukan maupun fasilitas, dan pendapatan, sehingga sering mengalami gejala mengingat bayang-bayang kebesaran masa lalunya dan seakan-akan tidak bisa memandang realita yang ada saat ini. Prefelensi kecenderungan post power sndrome sebesar 60,7% sedangkan sisanya 39,3% salah satu faktor harga diri menurun dengan lingkungan karena kondisi sosial dan ekonominya cenderung mengalami setelah pensiun. Tujuan penelitian Mengetahui hubungan peran keluarga dengan post power syndrome pada pensiunan di Puskesmas Jelakombo Jombang. Metode:Desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua pensiunan berjenis kelamin laki-laki di Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sejumlah 44 orang. Teknik sampling menggunakan total sampling. Variabel independen peran keluarga, variabel dipenden post power syndrome pada pensiuna. Instrumen untuk peran keluaga dan post power syndrome menggunakan kuisoner. Uji statistik yang dipakai Rank Spearman. Hasil:Hasil penelitian Sebagian besar peran keluarga responden adalah berperan, Sebagian besar post power syndrome yang dialami lansia pensiunan adalah normal.analisa data rank spearman dengan taraf signifikan α= 0,05 diperoleh hasil perhitungan dengan nilai ρ value= 0,001, artinya bahwa ada hubungan peran keluarga dengan post power syndrome pada pensiunan dan Ada hubungan peran keluarga dengan post power syndrome pada pensiunan. Pembahasan:Berdasarkan hasil penelitian Diharapkan lansia tetap memiliki optimisme yang tinggi yang sangat berguna dalam menanggulangi pengaruh dari post power syndrome. Memiliki optimisme yang tinggi diharapkan lansia dapat menerima masa pensiun yang harus dijalaninya. Serta dengan optimisme yang tinggi dapat menjalani masa pensiun dengan tenang dan bahagia.

ABSTRACT

Introduction: Pension is the final stage of development that will be experienced by everyone who works where at that time a person will experience the change of role and life style from working conditions to non-working conditions .Problems that arise for People who have retired are reducing role, position or facility, income, and often experience the symptoms of remembering the shadow of their past greatness,and as if they were unable to see the reality that exists today. The prevalence of post power syndrome tendency is 60,7% whereas the rest 39,3%, one of self esteem factors decreases with environment because of social condition and their economy tends to experience after pension.This research aimed to determine the correlation of family’s role with post power syndrome for pension at puskesmas Jelakombo Jombang. Method: Research design was Correlation with cross sectional approach. The population in this research was all male gender retiree at Jelakombo Jombang as many 44 people. The sampling technique used total sampling. Independent variable was family‘s role, dependent variable was post power syndrome for retiree. Instruments for family’s role and post power syndrome used questionnaire. Statistical test used Spearman Rank. Result:The result of research,The most of respondent family’s role were taking role, The most post power syndrome that was experienced by elderly pensioner was normal. Data analyses was Spearman Rank data with significant level α = 0,05 was obtained by calculation result ρ value = 0,001, it meant that there was a correlation of family’s role with post power syndrome for retiree and There is a correlation of family ‘s role with post power syndrome for retiree. Discussion:Based on the results of research It is expected that the elderly people still had a high optimism which is very useful in overcoming the effect of post power syndrome. Having a high optimism is expected for elderly people can receive the retirement time that must be done. And also with high optimism can do retirement calmly and happily.

• Achmad. 2015. Tanda Gejala Post Power Sindrome. Jakarta: EGC
• Alfaruk. 2013.Jurnal Penelitian Tentang Perubahan Psikologis Pada Masa Pensiun. Jakarta: EGC
• Arikunto. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
• Azizah, 2012. Keperawatan Lanjut Usia Jilid 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
• Azwar, S. 2010. Sikap dan Skala Pengukurannya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
• Bomar. 2012.Dukungan Sosial Keluarga. Surabaya Airlangga
• Budi Anna Keliat, 2012. Keperawatan Jiwa dan Komunitas. Jakarta: EGC
• Depkes. 2012. Kesehatan Keluarga. Jakarta: Depkes RI
• Effendi. 2012. Dasar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
• Ermayanti dan Abdula. 2016. Pencegahan Post Power Sindrome. http//www.unair_ac.id Akses 3 Februari 2016.
• Friedmen, 2012. Keparawatan Keluarnga. Jakarta: EGC
• Hastono, 2012. Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
• Hawari. 2012. Stress, Cemas Dan Depresi. Jakarta EGC
• Helmi. 2011. Keperawatan Keluarga. Bandung: Rosdakarya
• Hidayati, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Salemba Medikata
• Kuntjoro, Ningrat. 2012. Psikologi. Pendidikan Jakarta: EGC
• Kartono 2013. Psikologi Perkembangan. Jakarta: EGC
• Aribawati. 2014.Upah Minimum Regional. Jakarta: EGC
• Stuart. 2012 Keperawatan Medika Bedah. Jakarta: EGC
• Rasmun. 2011. Perubahan Pesikologi Pada Masa Pensiun. Bandung: Alfabeta
• Maramis, 2012. Karakteristik Dan Traumatis Power Sindrome. Jakarta: ECG
• Maryam et al, 2012. Mengenal Usia lanjut dan keperawatannya. Jakarta: Salemba Medika
• Miller, 2012. Managemen Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta
• Mursadi, S. 2012. Gejala Post Power Sindrome. Jakarta: PT. Rineka Cipta
• Muwarni. 2009. Post Power Sindrome. Jakarta: EGC
• Nazir, M. 2010. Metode penelitian .Bogor : Ghalia Pustaka Utama
• Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
• Novita, 2015. Masa Pensiun. Jakarta: Balai Pustaka
• Nugraha, 2012. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
• Nursalam, P. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Iimu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
• Priyoto, 2015. Komunikasi & Sikap Empati dalam Keperawatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
• Pielor. 2012. Memasuki Usia Pensiun. Jakarta EGC
• Wikipedia. 2014.Pendapatan Menurut Standar Upah minimum Regional. http//www.wikipedia. ac.id. akses 23 maret 2017
• Santoso. 2012. Peran Keluarga dalam memberikan dukungan pada pasien DM. www.unmu.ac.id diakses pada tanggal 20 Januari 2017
• Setiadi. 2013. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta Nuha Medika
• Siti, Fatma, Rosidawati, dkk, 2012 . Manajemen Stress. Jakarta: Salemba Medika.
• Staney & Beare, 2012. Buku Ajar Keperawatan Gerontik (Edisi 2). Jakarta: EGC
• Stiati. 2012. Traumatis Pos Power Sindrome. www.uns.ac.id diakses tanggal 10 Januari 2017
• Suardiman 2011. Perubahan Pada Masa Pensiun Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
• Sudarsono. 2012.Psikologi Perkembangan Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta