HUBUNGAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG GRAHAWALUYA RSUD JOMBANG

Dublin Core

Title

HUBUNGAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG GRAHAWALUYA RSUD JOMBANG

Subject

Kata kunci : Lokasi pemasangan infus, kejadian phlebitis.

Description

ABSTRAK

Terapi infus sering menyebabkan terjadinya komplikasi antara lain terjadi phlebitis. Phlebitis merupakan infeksi lokal pada pemasangan infus khususnya pada jarak pemasangan terapi intravena. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lokasi pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di Ruang Graha Waluya RSUD Jombang.

Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional.  Populasi seluruh pasien di Ruang Graha Waluya  RSUD Jombang sebanyak 49 dan sampel sebanyak 49 pasien di ruang Graha Waluya dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dengan cara observasi dan cheklist.Variabel independen lokasi pemasangan infus, variabel dependen kejadian phlebitis, Uji statistik mengunakan uji Chi Square, α : 0.05.

Hasil penelitian sebagian besar (78%) responden lokasi pemasangan terapi intravena dari persendian pada pasien berlokasi 3-7 cm sebanyak 38 responden dan sebagian besar (85,3%)responden tidak terjadi phlebitis sebanyak 42 responden. Berdasarkan uji Chi Squarepada tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan bahwa ρ<α atau 0,000< 0,05 artinya adahubungan lokasi pemasangan terapi intravena dengan kejadian phlebitis dengan tingkat pengaruh kuat.

Lokasi pemasangan infus sangat berkaitan pergerakan kanula ketika pasien bergerak yang dapat mengakibatkan terjadinya phlebitis. Pergerakan kanul di dalam vena yang dinyatakan dapat mengakibatkan terindikasi infeksinosokomial.Oleh  karena itu mengap apa lokasi 3-7 cm merupakan lokasi yang paling aman untuk  dipasang terapi infus. Bagi  petugas  kesehatan diharapkan lebih teliti dalam penentuan lokasi pemasangan  infus.

ABSTRACT

Infusion therapy often causes complications such as phlebitis. Phlebitis is a local infection of intravenous infusion especially at the distance of intravenous therapy. This study aims to determine the relationship location of infusion with phlebitis incident in Graha Waluya Room RSUD Jombang.

Analytical research design correlation with cross sectional approach. The population of all patients in Graha Waluya Room RSUD Jombang was 49 and samples were 49 patients in Graha Waluya room using total sampling technique. Data collection by observation and checklist. Independent variable of infusion installation location, dependent variable of phlebitis occurrence, statistical test using Chi Square test, α: 0.05.

The result of the research is mostly (78%) of respondent location of intravenous therapy from joints in patients located 3-7 cm as much as 38 respondents and most (85,3%) of respondents did not occur phlebitis as much as 42 respondents. Based on Chi Squar test at significance level α = 0,05 it is found that ρ <α or 0,000 <0,05 means relate location of intravenous therapy installation with phlebitis incidence with strong influence level.

The location of the infusion is closely related to the movement of the cannula as the patient moves which can lead to phlebitis. Movement of the cannula within the vein otherwise may cause indication of infeksinosocomial. Therefore, what is the location of 3-7 cm is the safest location for intravenous therapy. For health workers expected to be more careful in determining the location of the infusion.

Creator

Retno Wahyuni
160411032
S-1 Keperawatan

Publisher

STIKES Pemkab Jombang

Date

2018

Relation

  • Brock, TD, et.all. 2006. Brock Biology of Microorganisms. 11th  New Jersey, Pearson Prentice Hall.
  • Brooker, C. 2009. Esiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.
  • Corwin, E. 2009. Bukusaku Patofisiolagi. Jakarta : EGC.
  • 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta : Salemba Medika.
  • Depkes RI. 2004. Pedoman Pencegahan dan penanggulangan Infeksi di ICU. Jakarta Informatika.
  • Dougherty, L 2010, Akses Vena Sentral, Surabaya : Erlangga.
  • EKM 2007, Sel mast juga dapat mengurangi inflamasi kulit. Diakses dari http:// www.kalbemedical. portal. Pada tanggal 10 November 2016.
  • Ester, M. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
  • 2015. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Phlebitis di Rumah Sakit Bhayangkara TK II. H.S. Samsoeri Mertojoso Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3, No. 2 Mei 2015: 217–229.
  • 2007. Hubungan Jarak Pemasangan Terapi Intravenadari Persendian Terhadap Waktu Terjadinya Phlebitis. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol.11, No. 1, hal. 4-5
  • 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Edisi Kelima). Semarang : Universitas Diponegoro.
  • Hegner, BR. 2003. Asisten keperawatan : Suatu Pendekatan Proses keperawatan, Edisi 6. Jakarta : EGC.
  • 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
  • 2010. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
  • Infusion Nurses Society (INS). 2006, Standarts for Infusion Therapy, Lippincott Williams & Wilkins, Philladelphia.
  • Infusion Nurses Society (INS). 2011. Infusion Nursing : ‘Standards of Practice’, Journal of Infusion Nursing, vol. 34, no. 1S, hal. S65
  • Kozier, B. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Kozier & Erb Techniques inClinical Nursing, Jakarta :  : EGC.
  • Martha raile, 2017. Buku pakar teori keperwatan dan karya mereka ,elseiver Singapore, pte. ltd

Collection

Citation

Retno Wahyuni 160411032 S-1 Keperawatan, “HUBUNGAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG GRAHAWALUYA RSUD JOMBANG,” Repository - STIKES Pemkab Jombang, accessed October 11, 2025, https://repository.stikespemkabjombang.ac.id/items/show/224.