PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TINGKAT STRES PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA JOMBANG

ABSTRAK

Pendahuluan: Pada lansia yang tinggal di panti rentan terhadap penyakit salah satunya adalah stres, yang bisa menyebabkan stres adalah kurangnya hubungan sosial antar lansia yang tinggal dipanti, tidak harmonisnya hubungan dengan keluarga, kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, dan status, penurunan fungsi fisik dengan penyakit yang sudah lama diderita. Di Indonesia prevalensi stres pada lanjut usia yakni sekitar 11,6% atau 17,4 juta jiwa. Penelitian bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Jombang. Metode: Penelitian menggunakan metode Pre eksperimental Design dengan pendekatan One Group Pre-Post Test Design. Variabel independen terapi tertawa dan variabel dependen tingkat stres. Populasi 42 lansia. Sampel 16 lansia diambil menggunakan Purposive Sampling. Pengumpulan data pre-post test dengan observasi pada kelompok subjek. Data yang diperoleh dianalisa dengan Uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil: Hasil menunjukkan sebelum terapi tertawa dilakukan yaitu 6 orang (37,5) mengalami stres berat, 10 orang (62,5) mengalami stres sedang. Setelah terapi tertawa dilakukan yaitu 13 orang (81,3) menjadi stres ringan, 3 orang (18,8) menjadi stres sedang. Analisa data menggunakan Wilcoxoxn Sign Rank Test menyatakan bahwa p (0,000) < a (0,05) dengan demikian H₀ ditolak dan H₁ diterima, artinya ada Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang. Pembahasan: Terapi tertawa memiliki tingkat pengaruh yang tinggi terhadap tingkat stres pada lasia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jombang, diharapkan dapat digunakan untuk merencanakan program kesehatan yang lebih efektif dan dapat melakukan terapi tertawa setiap tiga kali seminggu secara rutin sehingga dapat menurunkan tingkat stres.

ABSTRACT

Introduction: Elderly people are susceptible to illness ,one of them is stress, and the thing that can causes stress is lack of social correlation between elderly people who live in the social institution, there are not any harmonious correlation with family, loss of income, position, occupation, status, and the decrease of physical function with long-suffered illness. In Indonesia the prevalence of stress for the elderly people is about 11.6% or 17.4 million inhabitants. This research aimed to analyze the effect of laughing therapy to stress level for the elderly people at UPT Social Service of Tresna Werdha Jombang.
Method: This research used Pre experimental design method with One Group Pre-Post Test Design approach. Population was 70 elderly people . the total of samples was 16 elderly people. Independent variable was laughing therapy and dependent variable was stress level . Sampling method used purposive sampling. The collected data was analyzed by Wilcoxon Sign Rank Test statistic. Result:The result of research showed that before laughing therapy was done namely 6 people (37,5) experienced severe stress, 10 people (62,5) experienced medium stress. After laughing therapy was done, 13 people (81,3) became mild stress 3 people (18,8) became. Moderate stress Data Analysis used Wilcoxon Sign Rank Test that stated that p (0,000) <a (0.05) thus H₀ was rejected and H₁ was accepted, it meant there was the Effect of Laughing Therapy to Stress Level for elderly people at UPT Social Service of Tresna Werdha Jombang. Discussion:This research concluded that the effect of Laughing Therapy to Stress Level for elderly people at UPT Social service of Tresna Werdha Jombang is expected to be capable of being used to plan more effective health program to overcome stress to elderly people and can do laughing therapy three times every week regularly so that it can decrease Stress level.

• Afia, A. (2011). 17,4 Juta Orang Alami Stres dan Depresi. Diakses dari http://kesehatan.komvasiana.com/kei iwaan/2011 / 10/24/ 174-iuta-orang-alami­stres-dan-depresi 406096.html.Di akses tangga123 Februari 2017.
• Andol (2009). Terapi Tertawa. http://m.epochtimes.co.id. Di akses tanggal 23 Februari 2017.
• Beckman, H., Regier, N., & Young, J. (2007). Effect 8f workplace laughter groupson personal efficacy beliefs. The Journal of Primary Prevention, 28, 167-182. DOI: 10.1007/s 10935-007-0082-z. Di akses pada tanggal 30 Mei 2017 
• Bennett, MY & Lengacher, C. (2007). Humor and Laughter May Influence health: III. Laughter and Health Outcomes. Pubmed Journal. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2249748/?tool=pubmed. Di akses tangga123 Februari 2017.
• Departemen Kesehatan. (2012). Pedoman Pembinaan Kesehatan Jiwa Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. httn://www.depkes.go.id/downloads/keswa lansia.Di akses tangga123 Februari 2017.
• Greenberg, J.S. (2008). Comprehensive stress management 10th ed. New York: McGraw-hill.
• Hasan, H., & Hasan, T.F. (2009). Laugh yourself into healthier person: a cross cultural analysis of the effect of varying level of laughter on health. International Journal of Medical Sciences, 6(4), 200-211. DOI:10.7150/ijms.6.200
• Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. MetodePenelitianKeperawatandanTeknikAnalisa
• Data. Jakarta :SalembaMedika.http:/1www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2896339/?to ol=pubmed. Di akses tanggal 23 Februari 2017. 
• Iting, Pasaribu, F.K., &Kasra, E. (2012). Efektifitas Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Gejala Depresi Ada Lansia di Panti Wredha Hisosu Binjai Tahun 2012. 
• Kataria Madan. 2004. LaughtFor Not Reason(TerapiTertawa). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
• Kataria, M. (1999). Laugh for no reason (terapi tawa). India: Madhuri International.
• Morton, P.G., Fontaine, D., Hudak, C.M.,& Gallo, B.M. (2011). Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik Edisi ke-8 Volume 1.Jakarta : EGC.
• Muhid 2015. Pendidikan Keperawatan Gereontik Andi Yogyakarta
• Nasution,H. (2011). Gambaran Coping Stres Pada Wanita Madya Dalam Meghadapi Pramenopaus. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. (http://renository.usu.a_c.id/bitstreaml123456789l24670/4lChanter%-2011.ydf. Di akses pada tangga130 Mei 2017
• Notoatmodjo, 2012.ProsiKersehatanMasyarakat. Jakarta: RinekaCipta Nugraha, 2012. KeperawatanGerontik. Jakarta: EGC
• Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
• Nursalam. (2010). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
• Nursalam. 2014. MetodePenelitianllmuKeperawatan. Jakarta :SalembaMedika Nursalam. 2016. MetodePenelitianDmuKeperawatan. Jakarta :SalembaMedika Pinel, J.P.J. (2009). Biopsikologi 7ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Potter dan Perry, 2012. Fundamental KeperawatanOfNurshing. Jakarta EGC
• Prasetyo. (2012). Pengaruh Penerapan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Stress Kerja Pada Pegawai Kereta Api. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Diponogoro. tt ://download.portalgaruda.orglarticle.php?artic1e=22042&val =1286).Di akses tanggal 30 Mei 2017.
• Safaria, T. & Saputra, NE. (2009). Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi
• Aksara Sarafino, E.P. (1998). Health psychology: Biopsychosocial interaction. NewYork: John Wiley & Sons, Inc
• Simanungkalit dan Pasaribu, 2007. Terapi Tawa Efektif Menagkal Stres dan Membantu Mengobati Kanker, Darah Tinggi, Sakit Kepala, Gangguan Syaraf, Maag dan lain-lain. Papas Sinar Sinanti. Jakarta:
• Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran. EGC
• Takeda, M., Hashimoto, R., Kudo, T., Okochi, M., Tagami, S., Morihara, T., Sadik, G & Tanaka, T. (2009). Laughter and Humor as Complementary and Alternative Medicines for Dementia Patients. Pubmed journal. 
• Wulandari. (2012). Pengaruh Pemberian Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Lanjut Usia Di PSTW Wana Saraya Denpasar.(http://journal.unair.ac.idlfilerPDF/ijchnfad7c40937fulLpdf). Di akses tangga130Mei 2017
• WHO. (2012). Lansia di Indonesia htta://www.skHpsi.co.id.Di akses tanggal 23 Februari 2017.